Malam minggu ini, ketika saya dalam perjalanan ke sebuah rumah di bilangan Seturan, perjalanan saya terhenti karena traffic light di depan Mirota Babarsari tiba – tiba menyala merah. Selagi menunggu lampu menyala hijau, saya melihat - lihat keadaan di sekitar, tiba – tiba hati saya merasa geli, karena saat itu saya melihat seorang pria gagah menggunakan seragam Provoost ( kemungkinan dari TNI AU ), menunggang sepeda motornya dengan santai memutar balik ke arah timur. Padahal di pertigaan itu, ada larangan memutar balik dari arah barat ke timur. Saat itu juga entah kenapa, otak saya mulai menebak, pasti bakal ada orang yang meniru tindak pelanggaran itu, dan benar saja, selang beberapa detik, ada dua orang remaja berboncengan dengan motor Honda Grand Astreanya, dengan muka tak merasa bersalah memutar balik begitu saja.
Peristiwa itu, tiba – tiba memutar ingatan saya kepada dua peristiwa yang saya lihat dan alami beberapa waktu lalu. Peristiwa pertama terjadi kira – kira 2 tahun yang lalu. Saat itu terjadi bencana alam angin puting beliung di pemukiman sekitaran Bioskop Mataram. Karena kebetulan ada seorang guru SMA saya yang terkena musibah itu, Pak Miju, guru jam pelajaran saya saat itu, mengajak kelas kami untuk mengunjungi guru kami itu sekaligus menganalisis dampak bencana tersebut. Karena kebetulan Pak Miju adalah guru mata pelajaran geografi. Kami sekelas pun segera beranjak menuju tempat kejadian bencana, dan kelas kami ( XI IPS ), ternyata tidak sendirian, kami berjalan bersama kakak – kakak dari kelas XII IPS. Ketika perjalanan kami sampai di Jl. Dr. Sutomo, kami berpapasan dengan barisan orang berseragam kaos coklat dan berlambangkan logo Polri di dada kirinya. Saya yang berjalan bersama beberapa teman pria melewatinya begitu saja, tapi beberapa saat kemudian terdengar suara gaduh di belakang saya. Saya pun menengok ke belakang, betapa terkagetnya saya, ketika melihat sekumpulan orang di barisan tadi menggoda dan mengata – ngatai mbak – mbak dari kelas XII IPS, dengan kata – kata yang tidak senonoh dan tidak pantas diucapkan oleh mereka yang mengaku berpendidikan.
Peristiwa kedua sebenarnya hampir serupa dengan peristiwa yang saya ceritakan di atas, namun oknumnya berbeda. Sore itu, sekitar 9 bulan yang lalu, saya dan teman – teman berangkat ke Benteng Vredeburg untuk mengambil foto guna melengkapi keperluan pencetakan buku tahunan SMA. Selesai memarkirkan kendaraan, saya pun bergegas keluar bersama seorang rekan ( kebetulan seorang wanita ). Ketika langkah kami sampai di depan gerbang, kami melihat truk militer berwarna hijau, yang di dalamnya telah penuh sesak berisikan pasukan berseragam hijau loreng. Karena truk tersebut berjalan mundur, maka otomatis kami pun berhadapan dengan pasukan yang memenuhi bagian belakang truk itu. Lagi – lagi saya di kagetkan dengan tingkah oknum – oknum berseragam gagah ini, mereka dengan kata- kata yang tidak sopan, memanggil bahkan sedikit menggoda rekan saya yang berjalan di samping kiri saya.
Pahit rasanya hati ini bila mengingat peristiwa – peristiwa itu. Para orang berseragam gagah yang seharusnya mengayomi dan memberi contoh yang baik pada masyarakat, justru melakukan hal – hal amoral seperti itu. Tapi di balik semua itu, saya percaya tidak semua orang dari kumpulan itu, mempunyai moral yang rendah layaknya orang yang tidak berpendidikan. Saya sungguh berharap, saya dan generasi muda lainnya, selalu bisa berpikir dan bertingkah laku lurus, tidak seperti hal – hal kecil yang saya ceritakan di atas. Semoga masa depan korps berseregam gagah bisa lebih baik, DEMI BANGKITNYA INDONESIA KITA!
Sabtu, 03 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ya ya ya .
BalasHapussangat bagus saudara adrie .
paling tidak , semoga mereka para 'bapak-bapak yang terhormat tersebut' membaca blog ini .
sukur2 ngerasa malu dan nggag ngulangin lagi .
dan buwat yg beloom pernah kaya gini ,
waspadalah ! waspadalah !
adrie slalu mengawasi kalian !
jekakak ! :DD
adri keren, aku jadi pengen posting lagi..haha
BalasHapushmmm... Knapa kayak gitu, ya?? Apa nggak malu sama seragam??
BalasHapuspikiran pembacaaaa...ahahah.
BalasHapusweh masa orang2 itu seperti itu.. hooo...
iya kok drie..sering banget mereka malah nggodain dan ngomong ngga jelas. makanya kalo ketemu truk ijo berisi orang2 berseragam aku milih mlipir...
BalasHapushaha maklum kali ya liatnya cowok terus kali..hahaha
Aku pikir mau komentar soal pengadaan seragam anggota DPR yang umurnya tinggal 5 bulan itu. ternyata itu toh.....
BalasHapusTapi ndak semua oknum berseragam loreng seperti itu to mas??
BalasHapuswow...vulgar sekali apa yang anda tuliskan di sini mas adri...
BalasHapuslain kali kalau mau nulis anggota polri langsung aja mas, nggak usah dihalus2kan pake seragam coklat tapi tetep ditulis logo polri...hehe, cuma sekedar komentar.
ok, memang benar, banyak anggota polri maupun TNI yang terkadang melanggar aturan di jalanan mas, itu tidak saya pungkiri sebagai salah satu anggota aktif. Tapi mungkin yang dilakukan oleh salah satu anggota kami tadi, yang mas adri lihat, bukan dilakukan tanpa adanya kepentingan di baliknya.
siapa tahu dia sedang tergesa2 dipanggil oleh komandannya di pangkalan.
atau ada kasus yang harus segera dilaporkannya ke atasannya mengingat yang mas adri tuliskan tadi merupakan anggota provost (siapa tahu ada anggota lain yang ada masalah)
yang kedua, menyangkut tingkah laku anggota kami terhadap wanita. bukannya kami hendak melecehkan ataupun merendahkan harkat dan martabat wanita mas (berhubung tulisan anda sangat terkesan seperti itu) tapi yang perlu anda tahu, bahwa kami hidup sebagai sekumpulan manusia homogen dalam situasi yang keras. tiap hari latihan tempur, fisik, dan bahkan juga siksaan mental kami terima dari para komandan kami.(kami sudah tau resikonya, dan kami tidak mengeluh akan hal ini)
bukan hanya mereka yang berpangkat prajurit, tapi sampai para perwiranya mendapatkan perlakuan yang sama.
Adalah lumrah, bahwa pria apabila melihat gadis yang dianggapnya cantik pasti berniat untuk menggodanya, anda pasti juga begitu bukan??
apalagi bila kita sedang bersama kelompok kita.
Nah, dua fenomena inilah yang mau saya jelaskan kepada anda. Bahwa kami(sbg manusia yang dibentuk dalam lingkungan homogen dan keras) secara tidak disadari, mungkin telah mengeluarkan kata2 yang menurut anda tidak senonoh. Karena kami secara psikologis tidak merasa aneh dengan kata2 seperti itu. ibarat bayi, yang sedang belajar ngomong, andaikata orangtuanya tiap hari bicaranya KONTOL2 terus, pasti si bayi itu nantinya akan menganggap bahwa kata tersebut memang wajar, dan menganggap bahwa tidak ada yang salah akah hal tersebut.
Nah, cara buat ngebenerinnya gimana???
kalo anda jadi (misalnya) om-nya si bayi itu, ndenger keponakan anda tiba2 ngomong jorok, apa yang anda lakukan??
anda akan laporkan pada ibunya bukan???
sama seperti itu, anda sebenarnya bisa langsung melaporkan tindakan tersebut kepada komandan di lapangan, daripada hanya nulis2 disini, tapi target dari tulisan anda, yang anda singgung nggak kena( mungkin cuma saya yang baca ).
Dan mungkin anggota provost yang melanggar rambu tadi buru2 ke markasnya karena ada laporan dari orang yang merasa tidak puas dengan sikap dan tingkah laku anggota kami.( sama seperti anda, cuma dia lebh pintar dengan melapor) Di mana artinya beliau sedang menjalankan tugas demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.
betapa malangnya beliau, sudah menjalankan tugas, dicemooh pula...
sekian.
salam TNI